Memilih musik rap di industri musik tanah air bagi rapper P-Frozen atau pemilik nama lengkap I Gede Pasek Mancapara, yang biasa disapa Deva ini, sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya.
Tentunya ia punya alasan kuat, mengapa jalur musik ini dirintisnya hingga dirinya terkenal di genre musik yang identik dengan lirik kritik penyampai aspirasi itu.
Mengenai hal tersebut ia sampaikannya kepada NAGASWARA News, Jumat (9/4/21).
“Munculnya rap itu karena ketidakadilan. Sampai sekarang kritikan itu memang kelebihan rap, bisa menyampaikan aspirasi dalam durasi yang minimum,” terang rapper sekaligus dosen di dua kampus ternama di Bali itu.
Deva menambahkan, tidak hanya rap, seni musik secara keseluruhan juga tidak dapat lepas dari kebudayaan. Oleh karena itu, ia wajib dan akan selalu menghormati sejarah hip-hop beserta unsur-unsurnya.
“Saya wajib menyesuaikan dengan kebudayaan di mana saya berada. Saya selalu berpikir, saya berkarya bukan hanya untuk kebutuhan saya, tapi juga kebutuhan pendengar karya saya,” katanya.
Selain itu, dalam setiap karyanya, Deva selalu berusaha memasukkan pesan di dalamnya. Dengan cara itu ia berharapa karya-karyanya tidak hanya memberi manfaat bagi dirinya tapi juga para pendengar.
“Untuk itu, saya harus mengikuti perkembangan jaman sesuai kebutuhan kekinian di masyarakat saya berada,” tegas musisi dengan segudang prestasi itu.
Selain kritikan sosial, karya lagu P-Frozen juga bicara gagasan dan solusi. Semua ini tak lebih untuk sebuah perubahan yang lebih baik dan mengispirasi untuk masyarakat.
“Saya buat itu di konten rap saya tentang perusakan alam, ketidakadilan kaum pekerja yang telat di gaji, dan sebagainya. Tentunya semua lirik ini dibalut dengan musik rap yang ngepop,” jelas Deva. www.nagaswara.co.id (BBM)
Mau tau berita lainnya, baca disini