Sejak YouTube menjadi media alternatif untuk publikasi konten video rekaman di dunia, maka seperti ada nafas buatan bagi para kreator di manapun berada, termasuk di Indonesia. Kenapa saya ibaratkan seperti nafas buatan? Karena dengan media YouTube, sekarang ini tak ada yang tak mungkin. Lewat media sosial YouTube, semua bebas berekspresi tanpa batas. Di antaranya, semua rekaman peristiwa di lokasi manapun bisa kita saksikan, dan YouTube pada akhirnya dijadikan mata pencarian bagi para kreator video secara kreatif.
Jangan heran, jika anak-anak usia sekolah dasar saat ditanyain mau jadi apa, maka dengan lantang mereka menjawab ingin menjadi YouTubers. Hal ini menandakan bahwa YouTube bisa dijadikan mata pencarian dan ladang baru yang panennya setiap bulan. Hasil panen ditentukan oleh seberapa kreatifnya si Youtubers itu sendiri. Semakin banyak konten videonya dan punya daya tarik hingga viral, maka penghasilannya dari pihak YouTube akan meningkat.
Di dunia musik, YouTube bukan saja menjadi harapan baru bagi musisi new comer atau pendatang baru dalam memperkenalkan karya lagunya, namun juga menjadi bisnis secara industri oleh para pelaku pengusaha rekaman musik. Hanya saja, tak semua dari mereka yang paham dan mengerti dalam mengemasnya untuk melipat hasilnya.
Dasi sisi kehidupan sosial, sesuai dari golongannya, YouTube bagian dari medsos, otomatis YouTube berperan menjadi media atau alat pengontrol sosial di masyarakat. Makanya secara realitas, video rekaman dari masyarakat terhadap kejadian yang bertentangan dgn hukum dan amoral, YouTube dijadikan alat atau barang bukti ketika proses hukum berjalan.
Tentunya dibalik semua itu, pemilik akun offiicial YouTube yang menggungah video viral tersebut juga menerima imbalan dari YouTube. YouTube telah menjadi perusahaa virtual bagi para kreator kreatif. Banyak dari kreator konten yang bahkan berharap YouTube dapat menyelamatkan masa pensiun mereka dari kekurangan uang.
Salam Kekinian,
RK
Mau tau berita lainnya, baca disini