Ketika frekuensi televisi nasional dibatasi di negeri ini, dan sebaliknya televisi berbasis internet berkembang pesat, maka semua pengusaha broadcast berlomba-lomba membangun TV Terestrial. Televisi jenis ini merupakan sistim penyiaran televisi yang tidak melibatkan transmisi satelit. Biasanya menggunakan gelombang radio melalui pemancar atau antena televisi. Para pengusaha media broadcast selain ingin menyambung bisnisnya, mereka juga mengikuti perkembangan dan kemajuan dunia pertelevisian.
Meredupnya industri tv konvensional karena berpalingnya para pengiklan produk yang tadinya memasang iklan di tv konvensional. Sekarang, lambat laun pindah ke tv alternatif atau tv non konvensional. Kebangkitan streaming tv atau digital di semua negara tak terbendung, termasuk Indonesia. Apalagi membangun streaming tv biaya perangkatnya jauh lebih murah dibanding membangun tv konvensional.
Saat ini, para pelaku usaha tv digital dan pekerjanya lebih berani dan super kreatif dalam memproduksi konten-konten yang menarik penontonnya dengan biaya produksi yang lumayan besar. Artinya, mereka lebih menghamburkan uangnya pada pembuatan konten yang berbeda dari kompetiternya.
Tv konvensional akhirnya memasuki fase senjakala, karena digital tv lebih memahami prilaku masyarakat modern yang menggandrungi konten-konten “out of the box”. Selain itu masyarakat modern menyukai tontonan yang spesifik, bukan lagi tontonan yang global. Ini juga yang memacu para pengiklan produk untuk membloking kanal pilihannya sesuai spesifikasi produknya juga, misal produk kecap beriklan di kanal kuliner, produk mobil beriklan di kanal otomotif, dan seterusnya.
Saya sendiri sebagai pelaku usaha musik telah memprediksi hal ini dari 10 tahun lalu. Karena pada awal tahun 2010 saya di NAGASWARA telah membangun streaming tv, dengan konten yang berbasis musik sesuai bisnis yang saya geluti. Akhirnya prediksi saya ini terbukti, saat ini siaran tv konvensional tak ada lagi tayangan musik pop.
Saat ini hanya tayangan musik dangdut yang tersisa di tv konvensional. Padahal, musik Indonesia bukan hanya genre dangdut saja. Ini yang sangat ironis. Di satu sisi musik Indonesia harus terus berjaya, tapi di sisi lain program siaran musik pop telah lenyap di tv konvensional. Dapat saya simpulkan untuk sementara, pengusaha tv digital membangun streaming tv untuk kepentingan segmented bidang bisnisnya.
Salam Kekinian,
RK
Mau tau berita lainnya, baca disini